Asal Tulis: #2 A Small Letter from Your Secret Admirer
Mengagumi dalam diam. Kata orang, hal ini sama saja dengan menyakiti diri dalam diam dan secara perlahan. Namun, aku justru menikmati ini. Aku merasa bahagia, senyum merekah begitu mudahnya, sederhana. Hal ini membuat hariku lebih baik dan berwarna.
Melihat punggungmu saja, sudah sangat cukup bagiku. Aku tak mengerti mengapa tiba-tiba saja senyum di wajahku ini merekah seketika aku melihatmu, meski di kejauhan. Berpapasan denganmu secara tidak sengaja, aku sudah tersenyum. Hal-hal kecil ini membuatku bahagia.
Aku tak berharap banyak, bahkan berpikir bahwa tidak mungkin atau kemungkinannya sangatlah kecil. Namun, bukan kah tidak ada yang tidak mungkin?
Mungkin kamu salah satu hal yang ku semogakan, meski tak selalu. Berharap ada keajaiban, meski aku tahu betapa kecil kemungkinannya. Keajaiban yang membuat kita tersadar akan sebuah harapan yang terkabul.
Hal yang selalu ingin untuk aku hindari, justru datang secara perlahan. Perlahan tetapi pasti. Hal-hal yang selalu dibatasi oleh sebuah tameng yang cukup besar dan kuat, terkadang juga mulai melepuh. Namun, hal itu langsung terhindar dengan aksi penambalan yang cukup kuat: ketidakmungkinan.
Ada hal yang membuat aku seketika takut, sekali. Takut jika rasa ini justru terus berkembang dengan cepat dan mudahnya, menjadi rasa yang lain, rasa suka. Rasa yang selalu aku coba untuk hindari meski aku tahu hal ini sulit. Namun menjadi sebuah keharusan bagiku yang hanya seorang pengagum dalam diam, seseorang yang hanya mampu melihatmu, seseorang yang bahkan tak mengenalimu, seseorang yang hanya dapat memendam segalanya di dalam hatinya sendiri.
Terkadang, ada keyakinan dalam batinku jika kamu adalah seseorang yang memang dapat menyembuhkan sakit dalam hati, seseorang yang memang menjadi takdir. Keyakinan itu terkadang muncul tiba-tiba. Kadang aku yakin, tetapi juga kadang tidak. Entah kenapa, terkadang bayangmu datang dalam mimpiku dan anganku. Mimpi dan angan yang ku semogakan, dengan kemungkinan yang mendekati kosong.
Namun, dalam ketidakyakinan hati, aku tetap menjadikan kamu sebagai salah satu hal yang ku semogakan. Semoga keajaiban memperkenalkan dan mendekatkan kita...
Bandung,
27 Desember 2016

Komentar
Posting Komentar